Feri Irawan, S.Pd.I : Selamat datang di blog ini. Silahkan browsing dan jangan lupa tinggalkan komentar sobat.

Jumat, 18 April 2014

Skripsi, Sidang, dan Masa Depan

Skripsi
Bagaimana rasanya ketika skripsi belum selesai? Seperti memikul sebuah bukit kemana pun kita pergi.
Menulis skripsi membutuhkan banyak waktu, tenaga, dan pikiran. Proses mencari bahan tulisan seperti buku, browsing di internet dan jurnal cukup membuat wajah cemberut. Belum lagi perkara sepele (sekaligus mengesalkan) yaitu masalah format skripsi, mulai dari margin, spasi, font, cara pengambilan kutipan, dan lain sebagainya. Terkesan sederhana memang, tapi sedikit akan menghambat proses pengesahan (atau yang biasa disebut ACC).
Tidak hanya menguras fisik, skripsi juga menggerus mental. Terkadang ketika kita sudah mengetik sepenuh hati, memeriksa format tulisan dengan teramat hati-hati, namun ketika tiba di tangan dosen pembimbing ternyata masih terdapat kesalahan. Harus merevisi ulang. Walau dalam hati kesalahan itu diakui, tapi rasa kecewa muncul karena kita menganggap bahwa skripsi sudah sempurna dan berharap pengesahan segera.
Diantara berbagai tantangan dalam penulisan skripsi, salah satunya ialah hal yang paling sulit adalah mengalahkan diri sendiri. Rasa malas seringkali datang tak terbendung. Terlebih saat masa skripsi, mata kuliah sudah habis. Praktis, tak ada lagi kesibukan akademik yang berarti. Tabiat buruk itu semakin menjadi dengan datangnya virus menunda-nunda pekerjaan.

Sidang
Bagaimana rasanya ketika skripsi sudah selesai? Seperti menurunkan bukit dari pundak dan terbang ke angkasa.
Setelah berbulan-bulan berkutat dengan lembaran A4 penuh coretan, akhirnya saya menyelesaikan sidang skripsi pada 1 Maret 2014. Alhamdulillah.
Skripsi pada dasarnya bukan hantu. Tidak ada dosen pembunuh kecuali kita yang membunuh diri sendiri. Tidak ada cerita bahan sulit jika kita rajin ke pustaka. Tidak ada kisah halaman skripsi stuck jika kita terus mengetik setiap hari. Ya, sesulit apapun proses skripsi, jika kita sudah berkomitmen, InsyaAllah akan selesai.
Sidang skripsi saya pun alhamdulillah berlangsung tanpa halangan yang berarti. Saya membacakan Abstrak yang telah saya tulis, menjawab satu-dua pertanyaan dari penguji materi dan teknis, Alhamdullilah sidang skripsi saya selesai dalam waktu kurang lebih 37 Menit dan sidang skripsi saya pun mendapat nilai 80,75 dengan kategori A.

Masa Depan
Bagaimana rasanya seminggu setelah sidang? Seperti berhasil menyingkirkan bukit dari pundak namun kemudian ditimpa gunung.
Setelah sidang skripsi selesai, kita sadar bahwa tidak ada lagi yang harus dikerjakan, akan tetapi saat waktu luang mulai terasa membosankan, akhirnya kita menyadari bahwa semua belum selesai.
Timbullah berbagai pertanyaan di dalam diri kita.
Harus kerja di mana? Bagaimana caranya membahagiakan kedua orang tua? Kapan siap menikah? Itu hanya sebagian hal-hal besar yang sedang menanti jawaban. Saya selalu mengingat perkataan seorang sufi yang saya lupa namanya, “Istirahat seorang muslim itu hanyalah di surga”. Kalau dipikir-pikir benar juga.
Akhirnya, masa depan menanti kita. Setiap tempat yang kita singgahi bukanlah akhir dari perjalanan, semua itu hanyalah gerbang untuk memudahkan kita melangkah di perjalanan berikutnya. Sekarang kita hanya perlu menanyai diri sendiri tentang apa yang akan kita lakukan selanjutnya, perjalanan apa yang nanti kita pilih untuk ditempuh, usia berapa kita berencana mengakhiri masa lajang, dan pertanyaan-pertanyaan lain tentang masa depan.

1 komentar:

  1. Super sekali bang,
    saya Jopra yang kemarin kita ngumpul di parkiran dengan bang peppy..
    saya takjub dengan tulisan abang ini, cocok jadi penulis blog.
    hee
    saya mohon bimbingan dari abang,
    Jonny Pratomo
    smester VI B
    :)

    BalasHapus