Feri Irawan, S.Pd.I : Selamat datang di blog ini. Silahkan browsing dan jangan lupa tinggalkan komentar sobat.

Rabu, 16 April 2014

Dzikir dan Do’a


Dzikir dalam istilah agama Islam berarti mengingat Allah dengan cara menyebut sifat-sifat keagungan-Nya atau kemuliaan-Nya, seperti membaca tasbih, tahmid, takbir dan tahlil.[1] Menyebut-nyebut asma Allah swt, yakni berdzikirlah merupakan salah satu perbuatan mengingat Allah swt. Dalam bentuk ucapan lisan yang mengandung arti pujian, rasa syukur, dan doa kepada Allah swt. Perbuatan tersebut sangat dianjurkan dalam agama islam. Seperti dalam Surah Al-Baqarah ayat 152 berikut. Yang artinya “Maka ingatlah kepada-Ku Aku akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku”.
Firman Allah swt, diatas memuat syarat dan janji. Syarat hendak dilakukan manusia, sedangkan janji akan dipenuhi Allah swt. Berjanji akan mengingat manusia dengan syarat hamba-Nya mau mengingat Allah. Al-Qur’an menganjurkan umat manusia supaya memperbanyak dzikir, sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al-Ahzab ayat 41. Yang artinya “ Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya”. Mengucap dzikir pada dasarnya tidak dibatasi jumlah bilangannya. Demikian pula mengenai lafal, waktu, cara, dan tempat melaksanakan. Akan tetapi, dzikir seringnya dilakukan ditempat-tempat yang suci dilandasi dengan niat ikhlas, disamping sikap khusuk dan tawaduk. Allah swt berfirman “Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hatidan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu temasuk orang-orang yang lengah”. (Q.S al-A’raf/7: 205)
Firman Allah swt diatas memuat tata cara berdzikir, antara lain sebagai berikut:
1.        Dzikir hendaknya dilakukan dengan sikap tadaruk, orang yang berdzikir harus menampakkan sikap tawaduk.
2.        Dzikir dilakukan dengan rasa takut Allah swt. Takut kepada keagungan dan kemulian-Nya sebagai Rabb manusia.
3.        Dzikir dilakukan dengan cara berbisik-bisik saja, tidak mengeraskan suara, baik pada waktu siang maupun malam.
Dzikir mencakup segala keta’atan
Berkata Sa’id bin Jubeir : “ setiap orang yang beramal karena Allah, demi menaati perintah Allah, maka ia disebut dzikir kepada Allah”. [2]
Menurut Mujahid, tidak dapat dikatakan banyak berdzikir, kecuali bila seseorang itu berdzikir kepada Allah, baik di waktu duduk, berdiri dan berbaring. Dan ketika Ibnu Shalah ditanya sampai berapa jumlahnya seseorang itu banyak dikatakan berdzikir, dijawabnya:[3]
“ Ialah jika seseorang itu terus-menerus menyebut dzikir-dzikir baik siang maupun malam, pagi atau petang, dalam saat-saat dan keadaan yang beraneka ragam”.
Dan berkata pula Ali bin Abi Thalhah, Allah Ta’ala tidak mewajibkan atas hamba-Nya, kecuali dengan memberikan hinggaan tertentu, sedang bagi yang ‘uzur diberi-Nya kelonggaran, kecuali berdzikir. Mengenai hal ini Allah tidak memberikan batasan dimana harus berhenti. Dan Allah tidak memberikan sesuatu ke’uzuran buat meninggalkannya, kecuali terpaksa.[4]
Doa menurut istilah, berarti permohonan sesuatu kepada Allah swt. Yang disampaikan umat manusia sebagai makhluk-Nya, baik untuk kepentingan di dunia maupun di akhirat kelak. Islam memberikan tuntunan kepada umanya agar gemar berdoa atau memohon sesuatu kepada Allah swt, disamping berusaha sesuai kemampuan. Usaha dan doa hendaknya dilakukan secara berimbang, usaha yang tidak disertai dengan doa berarti sombong karena merasa tidak memerlukan pertolongan Allah swt.[5] Dalil tentang perintah berdoa, antara lain tercantum dalam Surah al-Mu’min ayat 60 dan Surah al-Baqarah ayat 186
“ Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu”. (Q.S. al-Mu’min/40: 60)[6]
“ Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku,maka sesungguhnya Aku dekat, Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran”. (Q.S.al-Baqarah/2:186)
Berkata Ibnu Jubeir: “Thadarru’ maksudnya merendahkan diri dan pasrah menaati-Nya. Sedang kuftah dengan hati yang khusyu’ dan keyakinan yang sehat mengenai keesaan dan ketuhanan-Nyadalm hubungan antaramu dengan-Nya,jadi bukan dengan suara karena riya’.[7]
Dan telah kita kemukakan dulu riwayat dalam kedua buku Shahih, yakni tang diterima dari Abu Musa Asy’ari bahwa ketika Nabi saw. mendengar orang-orang berdoa dengan suara keras, beliau bersabda: “Hai manusia! Berdoalah dengan suara perlahan,karena kamu tidaklah menyeru orang tuli ataupun berada ditempat yang kamu seru itu ialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat, dan tempat kamu bermohon itu lebih dekat lagi kepada salah seorangmu dari leher kendaraannya! Hai Abdullah bin Qeis! Maukah kamu kutunjuki sebuah kalimat yang merupakan salah satu perbendaharaan surga? Yaitu: “La haula wala quwata illabillah”.[8] 
Setiap orang yang berdoa mengharapkan agar doanya segera terkabul sesuai harapannya. Akan tetapi, kenyataannya tidak selalu demikian. Allah swt. adalah Zat Yang Mahabijaksana. Dia Mahatahu atas segala-galanya dan menentukan sendiri apa yang di kehendaki-Nya. Dalam mengabulakan doa hamba-Nya, Allah swt memiliki kebijakan yang tidak diketahui manusia. Oleh sebab itu, ada doa yang segera dikabulkan, ada doa yang ditunda dan ada doa yang tidak dikabulkan.
Adapun sebab-sebab tidak atau belum terkabulnya doa itu, antara lain sebagai berikut:
1.        Mungkin ditunda untuk lain waktu.
2.        Mungkinditangguhkan di akhirat atau digagalkan dalam bentuk yang lain.
3.        Mungkin tidak baik (jika dikabilkan) bagi pemohon itu sendiri Allah swt.
Dzikir dan doa dituntunkan oleh agama (apabila ditaati) akan mendatangkan fadilah (keutamaan) dan manfaat (kegunaan) bagi manusia. Adapun fadilah dan manfaat dzikir dzikir dan doa, antara lain sebagai berikut:
1.        Membuat hati manusia tenteram.
2.        Menyebabkan manusia berani menghadapi persoalan hidup.
3.        Sebagai saran kontak batin dengan Allah swt.
4.        Memiliki sikap hidup dan hati-hati karena merasa selalu berada dalam pengawasan Allah swt.
5.        Sebagai inti dari ibadah.
6.        Menumbuhkan optimisme dalam hidup ini karena adanye pengharapan dari Allah swt.
Bacaan Dzikir dan Doa Setelah Sholat
Dzikir kepada Allah tidak cukup dilakukan dengan hati, tetapi dengan bentuk ucapan lisan sekedar dapat didengar sendiri. Bacaan dzikir dan doa setelah sholat adlah sebagai berikut:
1.      Mengucap lafal istigfar sebanyak tiga kali.
2.      Bacaan talil tiga kali.
3.      Membaca tasbih sebanyak 33 kali.
4.      Membaca hamdalah sebanyak 33 kali.
5.      Membaca takbir sebanyak 33 kali.
Adapun lafal doa yang dituntun Islam sangat banyak, baik yang dibaca sesudah  sholat fardu maupun pada waktu –waktu lain. Doa sesudah sholat fardhu antara lain:
1.      Doa untuk kedua orang tua.
2.      Doa mohon keselamatan di dunia dan akhirat.
3.      Doa tentang ilmu yang bermanfaat.
4.      Doa untuk menjadi orang yang pandai bersyukur.
5.      Doa terhindar dari musibah.


[1]  Penerapan fiqih MTS kls 1. Hal 58
[2] Sayid sabiq, Fikih Sunnah. Hal 217
[3] Sayid sabiq, Fikih Sunnah. Hal 217
[4] Sayid sabiq, Fikih Sunnah. Hal 217
[5] Penerapan fiqih MTS kls 1. Hal 59
[6] Penerapan fiqih MTS kls 1. Hal 58
[7] Sayid sabiq, Fikih Sunnah. Hal 244
[8]Sayid sabiq, Fikih Sunnah. Hal 244

Tidak ada komentar:

Posting Komentar